Ay Bis Ci Dhy Ef


part sebelumnya

Sebuah kamar tidak terlalu luas, berfuniture sederhana seperti kamar hotel. Di sudut ruang terdapat meja rias dengan kaca bundar di atasnya, memperlihatkan  proporsi tubuh semampai bersandar ke pintu, dadanya naik turun, kemarahan yang tak terelakkan lagi. Bisa-bisanya ia bersikap seperti itu pada Dhyala, karena emosi menguasai membuat otaknya tidak dapat berfungsi dengan baik.

Kenapa sih, aku ada salah, yah?

Ayumi membaca pesan masuk itu, sederet kalimat membuat rasa geramnya kembali mendesak ke dada. Kenapa ia tidak bisa peka, apa kurang jelas sikapnya tadi? Marah dan mengabaikannya, bukankah sudah cukup untuk menjawab pertanyaan itu? Kenapa ia malah balik bertanya?

Selama ini Ayumi tahu hubungan keduanya tidak lebih dari teman, tapi bentuk perhatian Dhyala pada wanita dengan senyum manis bak madu kalimantan itu telah melukai hatinya. Selain parasnya yang ayu, Efrient adalah wanita yang lembut. Tidak seperti Ayumi, tidak heran, jika semua laki-laki banyak yang tertarik padanya.

Tapi, satu, ia harap. Tidak untuk Dhyala.

Group Chat Line

Bisma: Sepi…

Citra: Hadir, mblo..

Bisma: Yang nongol malah dedengkotnya.

Citra: FAK!

Dhyala: Jalan yuk, mumed!

Ayumi menautkan dua alis, lalu berdecak. Mumed? Pikir Ayumi. Ia ingin mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan pemuda itu, tapi ia tetap menyimak obrolan konyol teman-temannya di line.

Efrien: Dhy gue lagi di kafe, tempat biasa. Sini merapat guys.

Ayumi mendengus. Jangan, jangan respon dia, Dhy..! Gumam Ayumi menegang.
Dhyala: OTW.

Ayumi tertawa getir. Sial! Pekiknya tertahan, sambil melempar ponsel ke kasur. Dadanya terasa terbakar sekarang. Beberapa momen kebersamaan Dhyala, Efrient dan dirinya berputar-putar di kepalanya, Ayumie merebah, menekan kuat-kuat rasa gemas tak tertahan karena Dhyala malah merespon Efrient.

Sekarang nalarnya beranjak liar. Membayangkan Efrien dan Dhyala di kafe tanpa dirinya. Apa yang mereka bicarakan, apa yang mereka tertawakan, Ayumi ingin segera melesat ke kafe. Tapi, tidak mungkin ia lakukan, mengingat status dirinya tidak berhak untuk marah apalagi cemburu.

Astaga! Betapa konyol, diriku. Batinnya.

3 tanggapan untuk “Ay Bis Ci Dhy Ef

  1. Heheee, seperti nyata ya.

    Oke, OTW.

    Aku lanjutkan lagi kalau gak ketiduran, hihiii.
    Menangis dalam senyum, merasa biru ketika riang. Pemerhati yg hati namun masih dangkal tentang hati.

    Dhyala senjakelana ^ ^

Tinggalkan komentar